Hosting Unlimited Indonesia

Hikmah Ketika Doa Tak Kunjung Terkabul

Anonymous | 19:26 | 4 comments

Sering kita merasa lelah dalam berDoa, rasanya apa yang kita pinta tak kunjung dikabulkan. Sebenarnya di dalam Qur’an, Allah sudah menjanjikan bahwa setiap Doa akan dikabulkan. Hanya saja kita tidak tahu, dalam bentuk apa wujud terbaik dari terkabul nya Doa kita, dan juga kapan Doa itu dikabulkan.

Dalam hal ini ada kisah menarik; kisah Tsa’labah. Dia seorang miskin yang minta kepada Rasulullah saw untuk diDoakan agar menjadi kaya (di sini ada pelajaran bahwa minta di Doakan orang lain adalah boleh, juga bahwa bisa jadi Doa sekelompok orang lebih makbul karena suatu kondisi istimewa tertentu). Rasulullah sempat menolak dua kali. Karena Tsa’labah terus mendesak, akhirnya pada permintaan ke tiga dia di Doakan. Bukan Rasulullah yang menjadikan Tsa’labah kaya, tapi beliau hanya turut menDoakan. Alkisah, ternak kambing Tsa’labah mendadak berkembang biak dengan sangat cepat (pelajaran berikutnya: uang tidak turun dari langit, jadi tetap ada usaha, dalam hal ini Tsa’labah punya bibit modal kaya yaitu ternak kambing). Tsa’labah kemudian menjadi kaya. Saking banyaknya ternak dia, maka dia menggembala hingga keluar kota. Akibatnya dia sering terlambat shalat Jum’at, bahkan akhirnya tidak shalat Jum’at.


Kisah Tsa’labah berakhir menyedihkan. Dimulai saat Tsa’labah tidak membayar zakat, yang menyebabkan Rasulullah tidak mau menemui Tsa’labah hingga wafatnya Rasulullah. Kemudian Abu Bakar dan Umar sebagai khalifah berikutnya juga tidak mau menerima zakat dari Tsa’labah. Akhirnya Tsa’labah mati merana di masa Umar.

kisah tersebut nyata telah terjadi di masa lampau. Bukan kisah fiktif, bukan dongeng, namun benar-benar kisah nyata. Masih banyak kisah lain yang memberikan berbagai contoh tentang bagaimana Doa, wujud terkabulnya Doa, dan baik buruk suatu permintaan.


Kalau merasa do’a tak kunjung terkabul, sudah berapa lamakah Anda berdo’a? Sudah 17 tahunkah?

Tetapi, ada sebagian dari kita, yang merasa bahwa Doa yang dia panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kok tidak pernah dikabulkan. Padahal mereka ini selalu berDoa di setiap langkah kehidupannya.

Pasti di setiap Doa kita, selalu meminta kepada Allah; rejeki yang melimpah, agar kita bisa hidup enak dan bahagia. Dan, ternyata itu tidak pernah terjadi. Mengapa? Masih banyak orang yang merasa, bahwa betapa sulitnya mereka mencari rezki untuk kehidupannya sendiri. Sangat banyak di antara kita, yang kebingungan mencari cara untuk memperoleh rezki. Bekerja dengan sangat keras, semata-mata untuk mendapatkan uang dalam jumlah banyak, tetapi tetap saja hanya memperoleh sangat sedikit, atau bahkan tidak mendapatkannya sama sekali.

Allah Pasti Mengabulkan Doa Setiap Orang

Allah berfirman dalam al-Qur’an bahwa Dia dekat dengan manusia dan akan mengabulkan permohonan orang-orang yang berDoa kepada-Nya

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berDoa apabila ia berDoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi-Ku, dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Al-Baqarah: 186)

Seseorang yang beriman terhadap kebenaran ini dapat berDoa kepada Allah mengenai apa saja dan dapat berharap bahwa Allah akan mengabulkan Doa-Doanya. Misalnya, seseorang yang mengidap penyakit yang tidak dapat disembuhkan tentu saja akan berusaha untuk melakukan berbagai macam pengobatan. Namun ketika mengetahui bahwa hanya Allah yang dapat memberikan kesehatan, lalu ia pun berDoa kepada-Nya memohon kesembuhan.

Demikian pula, orang yang mengalami ketakutan atau kecemasan dapat berDoa kepada Allah agar terbebas dari ketakutan dan kecemasan. Seseorang yang menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan dapat berpaling kepada Allah untuk menghilangkan kesulitannya. Seseorang dapat berDoa kepada Allah untuk memohon berbagai hal yang tidak terhitung banyaknya seperti untuk memohon bimbingan kepada jalan yang benar, untuk dimasukkan ke dalam surga bersama-sama orang-orang beriman lainnya, agar lebih meyakini surga, neraka, Kekuasaan Allah, untuk kesehatan, dan sebagainya.

Inilah yang telah ditekankan Rasulullah saw. dalam sabdanya:

أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلىَ مَا يُنْجِيْكُمْ مِنْ عَدُوِّكُمْ وَيُدْرِ لَكُمْ أَرْزَاقَكُمْ ؟ تَدْعُوْنَ اللهَ فِي لَيْلِكُمْ وَنَهَارِكُمْ ، فَإِنَّ الدُّعَاءَ سِلاَحُ الْمُؤْمِنِ

“Maukah aku beritahukan kepadamu suatu senjata yang dapat melindungimu dari kejahatan musuh dan agar rezkimu bertambah?” Mereka berkata, “Tentu saja wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Serulah Tuhanmu siang dan malam, karena ‘Doa’ itu merupakan senjata bagi orang yang beriman.”

Ketika Doa tidak dikabulkan, orang-orang tidak menyadari tentang rahasia ini, mereka mengira bahwa Allah tidak mendengar Doa mereka. Sesungguhnya hal ini merupakan keyakinan orang-orang bodoh, karena

وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ

“Dan Kami (Allah) itu lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya sendiri.” (Qaf: 16).

Dia Maha Mengetahui perkataan apa saja yang diucapkan, apa saja yang dipikirkan, dan peristiwa apa saja yang dialami seseorang. Bahkan ketika seseorang tertidur, Allah mengetahui apa yang ia alami dalam mimpinya. Allah adalah Yang menciptakan segala sesuatu. Oleh karena itu, kapan saja seseorang berDoa kepada Allah, ia harus menyadari bahwa Allah akan menerima Doanya pada saat yang paling tepat dan akan memberikan apa yang terbaik baginya.

Doa, di samping sebagai bentuk amal ibadah, juga merupakan karunia Allah yang sangat berharga bagi manusia, karena melalui Doa, Allah akan memberikan kepada manusia sesuatu yang Dia pandang baik dan bermanfaat bagi dirinya. Allah menyatakan pentingnya Doa dalam sebuah ayat:

قُلْ مَا يَعْبَأُ بِكُمْ رَبِّي لَوْلَا دُعَاؤُكُمْ فَقَدْ كَذَّبْتُمْ فَسَوْفَ يَكُونُ لِزَامًا

“Katakanlah: ‘Tuhanku tidak mengindahkan kamu, andaikan tidak karena Doamu. Tetapi kamu sungguh telah mendustakan-Nya, karena itu kelak azab pasti akan menimpamu’.” (Al-Furqan: 77)

Allah Mengabulkan Doa Orang-orang yang Menderita dan Berada dalam Kesulitan

Doa adalah saat-saat ketika kedekatan seseorang dengan Allah dapat dirasakan. Sebagai hamba Allah, seseorang sangat memerlukan Dia. Hal ini karena ketika seseorang berDoa, ia akan menyadari betapa lemahnya dan betapa hinanya dirinya di hadapan Allah, dan ia menyadari bahwa tak seorang pun yang dapat menolongnya kecuali Allah. Keikhlasan dan kesungguhan seseorang dalam berDoa tergantung pada sejauh mana ia merasa memerlukan. Misalnya, setiap orang berDoa kepada Allah untuk memohon keselamatan di dunia. Namun, orang yang merasa putus asa di tengah-tengah medan perang akan berDoa lebih sungguh-sungguh dan dengan berendah diri di hadapan Allah.

Demikian pula, ketika terjadi badai yang menerpa sebuah kapal atau pesawat terbang sehingga terancam bahaya, orang-orang akan memohon kepada Allah dengan berendah diri. Mereka akan ikhlas dan berserah diri dalam berDoa. Allah menceritakan keadaan ini dalam sebuah ayat:

قُلْ مَنْ يُنَجِّيكُمْ مِنْ ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ تَدْعُونَهُ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً لَئِنْ أَنْجَانَا مِنْ هَذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ

“Katakanlah: Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berDoa kepada-Nya dengan berendah diri dengan suara yang lembut: ‘Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur’.” (Al-An’am: 63)

Di dalam al-Qur’an, Allah memerintahkan manusia agar berDoa dengan merendahkan diri:

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

“BerDoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Al-A’raf: 55)

Dalam ayat lainnya, Allah menyatakan bahwa Dia mengabulkan Doa orang-orang yang teraniaya dan orang-orang yang berada dalam kesusahan:

أَمْ مَنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ أَئِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ

“Atau siapakah yang mengabulkan (Doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berDoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi? Apakah ada tuhan lain selain Allah? Sedikit sekali kamu yang memperhatikannya.” (An-Naml: 62).

Tentu saja orang tidak harus berada dalam keadaan bahaya ketika berDoa kepada Allah. Contoh-contoh ini diberikan agar orang-orang dapat memahami maknanya sehingga mereka berDoa dengan ikhlas dan merenungkan saat kematian, ketika seseorang tidak lagi merasa lalai sehingga mereka berpaling kepada Allah dengan keikhlasan yang dalam. Dalam pada itu, orang-orang yang beriman, yang dengan sepenuh hati berbakti kepada Allah, selalu menyadari kelemahan mereka dan kekurangan mereka, mereka selalu berpaling kepada Allah dengan ikhlas, sekalipun mereka tidak berada dalam keadaan bahaya. Ini merupakan ciri penting yang membedakan mereka dengan orang-orang kafir dan orang-orang yang imannya lemah.

Tidak Ada Pembatasan Apa pun dalam BerDoa

Seseorang dapat memohon apa saja kepada Allah asalkan halal. Hal ini karena sebagaimana telah disebutkan terdahulu, Allah adalah satu-satunya penguasa dan pemilik seluruh alam semesta; dan jika Dia menghendaki, Dia dapat memberikan kepada manusia apa saja yang Dia inginkan. Setiap orang yang berpaling kepada Allah dan berDoa kepada-Nya, haruslah meyakini bahwa Allah berkuasa melakukan apa saja dan bersungguh-sungguhlah dalam berDoa sebagaimana disabdakan oleh Nabi saw.

Ia perlu mengetahui bahwa mudah saja bagi-Nya untuk memenuhi keinginan apa saja, dan Dia akan memberikan apa yang diminta oleh seseorang jika di dalamnya terdapat kebaikan bagi orang itu dalam Doa tersebut. Doa-Doa para nabi dan orang-orang beriman yang disebutkan dalam al-Qur’an merupakan contoh bagi orang-orang beriman tentang hal-hal yang dapat mereka mohon kepada Allah. Misalnya, Nabi Zakaria a.s. berDoa kepada Allah agar diberi keturunan yang diridhai, dan Allah pun mengabulkan Doanya, meskipun istrinya mandul:

إِذْ نَادَى رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا . قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا. وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا . يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آَلِ يَعْقُوبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا

“Yaitu ketika ia berDoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Ia berkata: ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berDoa kepada-Mu, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi-Mu seorang putra. Yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia ya Tuhanku, seorang yang diridhai’.” (Maryam: 3-6).

Maka Allah mengabulkan Doa Nabi Zakaria dan memberikan kepadanya berita gembira tentang Nabi Yahya a.s.. Setelah menerima berita gembira tentang seorang anak laki-laki, Nabi Zakaria merasa heran karena istrinya mandul. Jawaban Allah kepada Nabi Zakaria menjelaskan tentang sebuah rahasia yang hendaknya selalu dicamkan dalam hati orang-orang yang beriman:

قَالَ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا وَقَدْ بَلَغْتُ مِنَ الْكِبَرِ عِتِيًّا . قَالَ كَذَلِكَ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَقَدْ خَلَقْتُكَ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْئًا

“Zakaria berkata, ‘Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua.’ Tuhan berfirman, ‘Demikianlah.’ Tuhan berfirman, ‘Hal itu mudah bagi-Ku, dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu belum ada sama sekali’.” (Maryam: 8-9)

Ada beberapa Nabi lainnya yang disebutkan dalam al-Qur’an yang Doa-Doa mereka dikabulkan. Misalnya, Nabi Nuh a.s. memohon kepada Allah untuk menimpakan azab kepada kaumnya yang tersesat meskipun ia telah berusaha sekuat tenaga untuk membimbing mereka kepada jalan yang lurus. Sebagai jawaban dari Doanya, Allah menimpakan azab besar kepada mereka yang tercatat dalam sejarah.

Nabi Ayub a.s. menyeru Tuhannya ketika ia sakit, ia berkata:

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

” Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” (Al-Anbiya’: 83).

Sebagai jawaban terhadap Doa Nabi Ayub, Allah berfirman sebagai berikut:

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ وَآَتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ

“Maka Kami pun mengabulkan Doanya itu, lalu Kami hilangkan penyakit yang menimpanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah”. (Al-Anbiya’: 84).

Allah mengabulkan Nabi Sulaiman a.s. yang berDoa:

قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapa pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.” ( Shad: 35).

Maka Allah mengaruniakan kekuasaan yang besar dan kekayaan yang banyak kepadanya.

Oleh karena itu, orang-orang yang berDoa hendaknya mencamkan dalam hati ayat ini:

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, ‘Jadilah.’ Maka terjadilah ia. (Yasin: 82)

Sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, segala sesuatu itu mudah bagi Allah dan Dia Mendengar dan Mengetahui setiap Doa. Allah Memberi Karunia di Dunia ini bagi Orang-orang yang Menginginkannya, Tetapi di Akhirat Mereka akan Menderita Kerugian. Orang-orang yang tidak memiliki ketakwaan kepada Allah dalam hatinya, dan imannya sangat lemah terhadap kehidupan akhirat, hanyalah menginginkan keduniaan. Mereka meminta kekayaan, harta benda, dan kedudukan hanyalah untuk kehidupan di dunia ini. Allah memberi tahu kita bahwa orang-orang yang hanya menginginkan keduniaan tidak akan memperoleh pahala di akhirat. Tetapi bagi orang-orang yang beriman, mereka berDoa memohon dunia dan akhirat karena mereka percaya bahwa kehidupan di akhirat sama pastinya dan sama dekatnya dengan kehidupan dunia ini. Tentang masalah ini, Allah menyatakan sebagai berikut:

فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الْآَخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ. وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Di antara manusia ada orang yang berDoa, ‘Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia,’ dan tidak ada baginya bagian di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang berDoa, ‘Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka.’ Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian dari apa yang mereka usahakan, dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya”. (Al-Baqarah: 200-201).

Orang-orang yang beriman juga berDoa memohon kesehatan, kekayaan, ilmu, dan kebahagiaan. Akan tetapi, semua Doa mereka adalah untuk mencari keridhaan Allah dan untuk memperoleh kebaikan bagi agamanya. Mereka memohon kekayaan misalnya, adalah untuk digunakan di jalan Allah. Berkenaan dengan masalah ini, Allah memberikan contoh tentang Nabi Sulaiman di dalam al-Qur’an. Jauh dari keinginan untuk memperoleh dunia, Doa Nabi Sulaiman untuk meminta kekayaan adalah demi tujuan mulia untuk digunakan di jalan Allah, untuk menyeru manusia kepada agama Allah, dan agar dirinya sibuk berdzikir kepada Allah. Kata-kata Nabi Sulaiman sebagaimana yang diceritakan dalam al-Qur’an menunjukkan niatnya yang ikhlas:

إِنِّي أَحْبَبْتُ حُبَّ الْخَيْرِ عَنْ ذِكْرِ رَبِّي حَتَّى تَوَارَتْ بِالْحِجَابِ

“Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik karena ingat kepada Tuhanku.” Shad: 32).

Maka Allah mengabulkan Doa Nabi Sulaiman a.s. tersebut dengan mengaruniakan kepadanya kekayaan yang sangat banyak di dunia dan ia akan memperoleh pahala di akhirat. Dalam pada itu, Allah juga mengabulkan keinginan orang-orang yang hanya menghendaki kehidupan dunia, namun azab yang pedih menunggu mereka di akhirat. Keuntungan yang telah mereka peroleh di dunia ini tidak akan mereka peroleh lagi di akhirat kelak.

Kenyataan yang sangat penting ini diceritakan dalam al-Qur’an sebagai berikut:

مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآَخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآَخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ

“Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat, akan Kami tambah keuntungan itu baginya, dan barangsiapa menghendaki keuntungan di dunia, Kami akan memberikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia, dan tidak ada baginya bagian sedikit pun di akhirat”. (Asy-Syura: 20).

“Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang, maka Kami segerakan baginya di dunia apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahanam, ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. (Al-Isra’: 18).

Sebenarnya Tuhan selalu mengabulkan Doa setiap manusia, dengan melalui 3 (tiga) cara, yaitu:

1. Doa yang secara langsung dikabulkan:

Ini bisa langsung dinikmati oleh orang yang berDoa, diberikan Tuhan sesuai dengan apa yang diDoakan tersebut..

2. Doa yang dikabulkan dengan cara digantikan:

Keinginan Doa tersebut, diganti oleh Tuhan dengan suatu hal yang pasti lebih baik. Misalnya, orang berDoa untuk memperoleh uang banyak, dan Doanya diganti oleh Tuhan dengan menyelamatkannya dari marabahaya yang mengancam jiwanya.

3. Doa yang dikabulkan dengan cara digantungkan:

Inilah sebenarnya Doa yang dikabulkan untuk sebagian besar umat manusia, termasuk kita semua yang merasa sebagai manusia biasa. Doa yang digantungkan, artinya adalah, bahwa Doa yang kita panjatkan kepada Tuhan tersebut “sudah dikabulkan oleh Tuhan”, tetapi dalam kondisi “masih menggantung di atas”, yang harus kita raih jika kita ingin segera mendapatkan hasil dari Doa kita.

Istilah “digantungkan” ini, memberikan pemahaman bagi setiap orang, bahwa diperlukan suatu upaya semaksimal mungkin dari diri kita masing-masing; untuk meraih “yang digantungkan tersebut”. Jika kita tetap berusaha dengan gigih, fokus, pantang menyerah dan selalu bersemangat positif, maka niscaya akhirnya Doa kita pasti bisa kita dapatkan. Setinggi apapun Tuhan menggantungkan “Doa yang telah dikabulkan-Nya”, pasti kita dapat meraihnya, jika kita punya kemauan dan keuletan dalam berusaha meraihnya.

Pemahaman tentang terkabulnya setiap Doa kita, seperti uraian saya di atas adalah sangat penting. Jika Anda sudah memahami, bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa selalu mengabulkan Doa yang kita panjatkan ke Dia, maka kita tidak akan mudah menyalahkan Tuhan. Sebaiknya kita “introspeksi diri”, sejauh mana kita sudah berusaha meraih Doa-Doa kita sendiri tersebut.

Empat paradigma Doa:

1. Doa yang kita lakukan adalah untuk memperjelas posisi kita sebagai hamba dan Allah sebagai Khaliq. Mengakui diri sebagai hamba akan menjadikan kita rendah hati, tidak sombong dan selalu merasa bergantung kepada-Nya. Untuk mewujudkan rasa rendah hati, maka tampillah sopan, khusyu’ dan merendahkan suara dan tidak berteriak-teriak.

2. Doa adalah sarana mengingat dan berdzikir kepada Allah. Allah menyuruh kita berDoa agar kita ingat kepada-Nya. Dengan mengingat-Nya, hati kita akan tenang dan ketenangan adalah kunci kebahagiaan. Untuk membantu suasana dzikir maka pastikan kita dalam keadaan kondisi suci, menghadap kiblat, merenggangkan kedua tangan dan mengangkatnya, bertobat dan mengakui segala dosa dan kesalahan yang pernah kita lakukan, dan meminta dengan penuh keikhlasan.

3. Doa adalah permohonan dan harapan. Doa hakikatnya adalah permohonan kita untuk mencapai target yang ingin kita raih. Saat kita berDoa agar disehatkan badan, ditambah ilmu dan harta diberkahi, maka kita berharap semoga permohonan kita diterima sesuai dengan yang diminta. Agar kita benar-benar serius meminta maka sebagai Doa tersebut diulang-ulang, karena Rasulullah saw sering mengulang tiga kali Doa yang dibacanya.

4. Doa adalah motivasi. Pada saat kita berDoa, kita termotivasi untuk menjemput apa yang kita minta. Karena tidak masuk akal suatu Doa akan dikabulkan kalau si penDoa hanya berpangku tangan dan ongkang-ongkang hati. Kalau kita memohon kepada-Nya surga firdaus, maka usaha yang kita lakukan harus sesuai dengan permintaan kita. Jadi setelah berDoa kita harus berusaha untuk mewujudkan apa yang kita minta.

Category:

About GalleryBloggerTemplates.com:
GalleryBloggerTemplates.com is Free Blogger Templates Gallery. We provide Blogger templates for free. You can find about tutorials, blogger hacks, SEO optimization, tips and tricks here!

4 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. aslamu alaikum wr wb... bismillahirrahamaninrahim... senang sekali saya bisa menulis
      dan berbagi kepada teman2 melalui tempat ini,
      sebelumnya dulu saya adalah seorang pengusaha dibidang property rumah tangga
      dan mencapai kesuksesan yang luar biasa, mobil rumah dan fasilitas lain sudah saya miliki,
      namun namanya cobaan saya sangat percaya kepada semua orang,
      hingga suaatu saat saya ditipu dengan teman saya sendiri dan membawa semua yang saya punya,
      akhirnya saya menanggung hutang ke pelanggan-pelanggan saya totalnya 470 juta dan di bank totalnya 600 juta ,
      saya sudah stress dan hampir bunuh diri anak saya 3 orang masih sekolah di smp / sma dan juga anak sememtarah kuliah,tapi suami saya pergi entah kemana dan meninggalkan saya dan anaka-naknya ditengah tagihan hutang yang menumpuk,
      demi makan sehari hari saya terpaksa jual nasi bungkus keliling dan kue,
      ditengah himpitan ekonomi seperti ini saya bertemu dengan seorang teman
      dan bercerita kepadanya, alhamdulilah beliau memberikan saran kepada saya.
      dulu katanya dia juga seperti saya setelah bergabung dengan PROGRAM HIBAH DANA GAIB hidupnya kembali sukses,
      awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama satu hari saya berpikir
      dan melihat langsung hasilnya, `
      saya akhirnya bergabung dan mengunjungi website www.danagaib.xtgem.com
      semua petunjuk K.H. JAYA saya ikuti dan hanya 2 hari astagfirullahallazim,
      alhamdulilah demi allah dan anak saya,
      akhirnya 5m yang saya minta benar benar ada di tangan saya,
      semua utang saya lunas dan sisanya buat modal usaha,
      kini saya kembali sukses terimaksih K.H. JAYA saya tidak akan melupakan jasa aki.
      jika teman teman berminat, yakin dan percaya insya allah,
      saya sudah buktikan demi allah silahkan hub K.H. JAYA di no 0851 4534 1286 Info lengkap KLIK DISINI






















































































































































      Delete
  2. sangat bagus gan artikelnya, sangat islami...
    ii saya juga punya artikel menarik juga gan. ternyata ada kabar bagus, pesugihan ternyata ada juga yang aman dan tidak harus menanggung dosa. ingin tau lebih lanjut, klik link dibawah ini gan.
    http://pesugihantuyul.com/pesugihan-putih/

    ReplyDelete
  3. terimakasih komentarnya gan

    jangan lupa kunjungi juga

    jengriska.com

    ReplyDelete